Minggu, 17 Agustus 2014

BUKAN LEVEL DUNIA

Aku bukan yang pandai...bukan yang pandai kebenaran,bukan yang pandai agama,bukan yang pandai hadist,bukan pula yang pandai kitab...aku hanya bocah yang belajar tentang apa yang ada.

Elmu...elmu kui dilakoni nganti laku,senajan akeh elmune,kebak elmune,yen ora ditangkerake podho wae elmu kui tanpo guno. Elmu yo ngelmu..ning ngelmu durung mesti elmu.

Bukan nasihat,bukan pula mengajar,hanya perenungan yang kosong. Kesejatian hidup,ini hidup yang kosong tapi memiliki isi. Maka ini lagi permainan tapi bukan main-main maka bukan untuk dimainkan. Kata MAKA kembali kepada TAPI kembali menuju MAKA,itu titik satu kemudian kembali menuju titik lagi.

   Atas kehendak TUHAN Yang BerAsma ALLAH Subhanahu Wata'ala,maka tercipta bawana (dunia) dan seisinya. Semua tercipta dengan tujuan dan yakni memiliki maksud tertentu. Begitu juga aku,aku yang dulu tiada,kini diadakan,kemudian kelak ditiadakan lagi,itulah aku yang hidup juga dekat dengan mati,semua garis,dan sudah menjadi pepesthen (kodrat) untuk setiap yang melata. Dan kecuali Dia Akaryo Jagat (Pencipta Alam) ,Dia ADA sebelum kata ADA itu ADA dan tetap ADA sekalipun kata ADA sudah TIADA. Aku diputar seperti roda,namun berbeda ini lebih jelas darimana asalku diputarkan kemudian mencapai batas perputaranku.

   Orang bilang,manusia dulu berwujud janin pada rahim sang ibu. Orangpun bilang keadaan janin terbalik didalam rahim,diam dalam keadaan terbalik,sebagai wujud kedekatan kepada GUSTI..selama yang kurang lebih sembilan bulan berada didalam rahim sang ibu janinpun keluar dengan teriakan,yang mungkin wujud sapaan kepada sekitar kepada alam..yang sebelumnya telah melakukan perjanjian antara Tuhan dengan si bayi. Tuhan telah memberikan malaikat sebagai perawatnya,pelindungnya..ibu pula yang mengajari bagaimana cara mendekat cara berbicara lagi kepada Tuhan seperti sebelum ia dilahirkan ke bumi. IBU..

   Manusia..semua hidup semua berasal dari tempat yang sama kelak berjalanpun menuju ketempat yang sama. Inilah yang sering membuat orang bertanya-tanya "aku dulu tiada,sekarang ada,lantas..mengapa esok ditiadakan lagi?" maka dari itu,kita sebagai manusia yang telah diberikan kesempurnaan akal pikiran,perlu menggali asal tujuan hidup yaitu sangkan paraning dumadi.

   A..I..U..aku iki urip,begitu jawa berirama tentang hidup. Urip iki kudu murup atau hidup ini harus menyala,tegasnya menyala..dia mampu mengacuhkan dirinya sendiri demi kepentingan sesamanya,mencahayai sesamanya. Hingga tumbuh kesadaran,keselarasan bahwasanya setiap yang hidup tidak akan bisa hidup sendiri,semua urip-inguripan (saling hidup-menghidupi),wor-ingaworan (tergantung-ketergantungan). Maka sepantasnya..manusia itu saling  rasa-pangrasa,padha-padha ngrumangsani..menawa urip kui sejatine kayata ilening banyu (hidup itu sebenarnya seperti aliran air) mengalir bersamaan,berkelak-kelok mengikuti kebijaksanaan alam mengikuti irama Tuhan. Sauri Tauladhan kitapun pernah bersabda bahwa ''nikmat yang paling dirugikan adalah nikmat kesehatan dan waktu luang'' maka selagi siro niro jejeg adeg piadege,renungkan sebentar tentang kita yang hidup,seperti apa kita bagaimana kita,harus seperti apa kita..itulah engkau yang benar-benar paham ini hidup yang hanya tetapi bukan hanya.

   Kesempurnaan hidup,sempurna mati. Ibarat aliran air lagi..mengalir melalui celahan bumi..lama sebentar akan sampai menuju satu titik. Air yang berhati jernih,dia akan terus mengalir akan terus menjelajahi tiap-tiap celahan bumi sampai celah yang terkecil hingga sampai menuju samudra,samudra..luas biru mencerahi setiap jiwa-jiwa yang bersih suci..itu manusia yang terus berjalan mengalir meresapi tiap-tiap hembusan nafasnya,bahwa yang memberikan arah aliran untuk mengalir adalah Satu,manusia yang percaya bahwa dia hidup mengemban titahing Pangeran..dia yang tetap bijaksana,legowo,narimo ing pandhum,tatag ngerti mangerteni bahwa setiap yang hidup setiap yang terjadi adalah kehendak Tuhan,dan setiap yang hilang setiap yang hanyut adalah kuasa dari Tuhan. Berbeda dengan aliran air yang berhenti ditelaga..dia hanya bertahan tidak mau bertindak mencari bahkan menghayatipun enggan,dia yang hanya mengikuti kehendak badan (nafsu) ananeng hamung ciloko nampi cidro,musproning urip (kesia-siaan hidup). Hidup..perlu kesejatian diri untuk memahami ini hidup..suatu saatpun engkau akan mencari Tuhan engkau,sekalipun engkau sudah ber-syahadat,tetapi engkau tidak mengetahui Tuhanmu,hidupmu,alammu,sesamamu,lantas bagaimana engkau mengetahui tekaneng pati (datangnya kematian) sedangkan engkau tidak mengetahui kesebenaran hidup..

   Oh dunia..langit bumiku. Semua penghunimu tergila-gila akan suasanamu,perhiasanmu,tanpa memperdulikan siapa Penciptamu. Begitu wolak-waliking jaman,manusia hanya berpikir bahwa dunialah,bahwa hartalah,bahwa pangkatlah..tanpa mengetahui nalika wes teka tumekaning wates,sekabehane bakalan sirna mulanira ,maksudnya ketika sudah datang,datangnya batas dunia ini untuk hancur,semuanya akan hilang kembali kepada asal mulanya. Dunia hanya iming-iming,hamung wujud mplipur manungso sawetawis..hanya menghibur manusia sementara. Apa iya manungso kui wuto mula ora mangerti yen dunyo hamung ngepyuraken pikir,mincut ati!? Inilah dunia,swargone tiyang-tiyang wuto uga tiyang-tiyang mati. Kehidupan yang sebenarnya masih termangu didalam cermin,lantas bagaimana engkau takjub akan hidup setelah mati jika engkau masih ditakjubkan dengan pepaese ndunyo..perhiasan dunia!? Sakbecik-becike manungso..sebagus-bagusnya manusia ya yang tetap ingat tetap waspadha akan dunia ini..swargo neroko yo ndunyo iki tegese swargo yo alame wong sing bungah bebungahan ing alam dunyo iki,neroko tegese alame wong susah ing alam dunyo iki. Nikmating dunyo semua hanya sesaat hamung sawetawis,ora sue yo bakalan mati,kapethuk tekaneng pati..apa yang akan engkau bawa!? Ora liyan yo kang siro niro tandhur salawase ning dunyo,tidak lain yang kita kamu tanam selama didunia.

   

 

Hanya hasil dari sebuah atau dari sekedar perenungan,kendati hidup-kehidupan. Hidup yang bukan sembarang hidup,mati pun bukan yang sembarang mati. Semoga aku engkau,kelak mampu berlayar mengarungi hingga singgah dikehidupan keindahan sejati yaitu alam kelanggengan..yang sejati-jatinya sejati keindahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar